Rabu, 07 November 2012

PULAU SAWI

Pantai Pulau Sawi merupakan objek wisata berada dalam wilayah Desa Sungai Tengar Kecamatan Kendawangan, jaraknya kurang lebih 80 km dari Kota Ketapang. Akses dari Kota Ketapang ke obyek ini cukup lancar yaitu dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat serta kendaraan bus.

Dari Sungai Tengar perjalanan dilanjutkan dengan kendaraan air atau motor klotok milik nelayan menelusuri pantai Sungai Tengar. memakan waktu Kurang lebih 1 jam perjalanan, tibalah di Pulau Sawi.Perjalanan di Pulau Sawi sungguh sangat mengasyikan. Selain panorama alam yang indah, tempat ini juga merupakan tempat habitat penyu. Aneka jenis penyu seperti penyu belimbing (Dermochelys coriacea)

RUMAH ADAT KETAPANG


Rumah Adat Melayu Ketapang, dari Kota Ketapang dengan mengendarai mobil ataupun motor, bisa ditempuh dalam waktu sekitar 10 menit, Kondisi jalan juga sudah mulus dan tempat parkir juga luas. Diobjek wisata Rumah adat Melayu ini masyarakat selain dapat menikmati pemandangan ciri khas rumah adat melayu yang terbuat dari kayu, kita juga dapat duduk-duduk santai di tepian sungai sambil menikmati pemandangan indah yang ada disekitar rumah adat tersebut.
Sebagai daerah yang memiliki kekayaan seni dan budaya,Kabupaten Ketapang menyimpan potensi besar dalam obyek wisata seni dan budaya. Salah satu obyek wisata yang menyimpan potensi cukup besar adalah Rumah adat Melayu. Rumah kayu atau rumah kampung pada suatu masa dulu boleh dikatakan tidak asing bagi orang Melayu.
Masyarakat mengatakan Terlebih dengan bertambah lagi sarana wisata di tanah kayong ini yaitu Rumah Adat Melayu. Rumah adat bercorak melayu ini adalah satu padepokan seni dan budaya melayu yang letaknya tak jauh dari Kota Ketapang, kira kira 2 km dari kota Ketapang, tepatnnya di kelurahan Mulia Baru Kec. Delta Pawan.

Hembusan angin begitu terasa ketika memasuki kawasan rumah adat melayu ini. Rumah adat melayu ini adalah sebuah obyek wisata yang menjadi alternatif warga Kota Ketapang untuk sekedar melepaskan kepenatan dari rutinitas yang dilalui. Tiupan angin sepoi-sepoi, semakin membuat betah untuk berlama-lama disini, terutama bagi orang yang mengagumi keindahan.

Pada sore hari terlebih lagi pada hari Minggu biasanya, di sepanjang lokasi wisata tersebut terlihat ramai pengunjung yang menikmati pemandangan yang memang mengagumkan. Juga tampak beberapa pasangan muda-mudi berjalan dan duduk santai disepanjang rumah adat tersebut, sembari menikmati pemandangan dibawahnya karena rumah adat melayu ini cukup tinggi. Di sudut lain, terlihat beberapa pemuda dengan diselingi senda gurau bermain sepakbola di halaman berpasir sekitar lokasi rumah adat melayu. Ada pula sekelompok orang yang ternyata lebih serius membahas berbagai program meskipun di lokasi wisata Rumah adat.


Objek wisata ini juga berhadapan dengan sungai dan banyak sekali orang-orang yang duduk santai di atas dermaga kecil sambil memancig dan ada juga pengunjung yang menggelar tikar dan menikmati hidangan bekalan ala kadarnya.

KERATON GUSTI MUHAMMAD SAUNAN

Kraton Gusti Muhammad (GM) Saunan adalah salah satu objek wisata menarik yang dapat dijumpai di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Keraton ini terletak di Kelurahan Mulia Kerta, Kecamatan Benua Kayong, hanya sekitar 30 menit ditempuh dengan sepeda motor dari Kota Ketapang. Pendirian Keraton Panembahan Gusti Muhammad Saunan di mulai sejak Panembahan Anom Kusuma Negara. Namun pada zaman GM Saunan inilah Keraton ini dipercantik dengan gaya Eropa.

Koleksi yang masih ada di Keraton ini adalah Meriam Padam Pelita, kain tenun khas kerajaan dan beberapa koleksi benda sejarah. Peninggalan sejarah yang populer di keraton ini adalah adanya meriam yang dikenal dengan nama Meriam Padam Pelita. Konon menurut cerita orang dulu apabila meriam ini dibunyikan maka seluruh Ketapang pada waktu itu, lampu pelitanya akan padam terkena bisa suara meriam ini. Yang lebih aneh lagi, diceritakan meriam ini meskipun kecil akan tetapi beratnya sangat luar biasa sehingga hanya kerabat keraton saja yang bisa mengangkatnya. Peninggalan lain yang cukup unik adalah koleksi aneka motif kain kerajaan yang sudah berusia 200-300 tahun, di antaranya motif corak nage belimbur, pelangi bekubak, corak linsang dan lain sebagainya yang tak kalah uniknya.

Selain peninggalan-peninggalan tersebut terdapat juga aneka keramik dari berbagai dinasti dari Cina, Thailand dan Eropa. Keramik adalah salah satu peninggalan yang tersisa. Melalui koleksi keramik ini dapat diketahui peradaban masyarakat Ketapang pada masa lalu dan ini menunjukkan hubungan yang lancar antara Kerajaan Ketapang dengan negara luar dan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara. Tindakan melindungi, melestarikan, dan memanfaatkan kekayaan budaya harus dilakukan oleh generasi sekarang ini. Tak terkecuali juga generasi yang akan datang. Kekayaan seni dan budaya telah menjadikan citra keindahan dan keunikan tersendiri bagi daerah Kabupaten Ketapang.

Seni budaya daerah selatan Kalbar ini tidaklah mungkin dilupakan dan dihilangkan hanya karena ketidaktahuan, serta ketidaksadaran tentang nilai-nilai budaya leluhur yang terkandung di dalamnya. Salah satu objek wisata budaya yang berada di Kabupaten Ketapang adalah Keraton GM Saunan. Keraton yang merupakan istana kerajaan pada zamannya ini banyak meninggalkan nilai-nilai sejarah yang menunjukkan bahwa dulunya daerah ini merupakan bangsa yang besar.
Hal ini terbukti dengan peninggalan peninggalan yang ada di Keraton ini ditambah sekarang ini telah disediakan sebuah Taman Keraton. Letaknya berada dipinggir Sungai Pawan persis di depan Keraton sehingga menambah kesegaran kesejukan dan keindahan pemandangan di Keraton ini. Aset peninggalan bersejarah ini, di antaranya dapat dimanfaatkan untuk Pusat Informasi Budaya dan Pariwisata.

Dengan berbagai kemungkinan teknologi informasi yang semakin modern, akan dapat menyumbangkan informasi dan ilmu pengetahuan kepada generasi penerus. Generasi penerus tidak hanya memerlukan mal, supermal, dan supermarket yang telah berjubel di kota-kota. Tetapi juga perlu diberi makanan untuk "jiwa dan raganya", demi kebangkitan dalam membangun masa depan bangsanya dengan cara yang lebih berbudaya. Generasi pendahulu telah meninggalkan karya dengan "muatan sejarah politik dan sejarah budaya lokal" dalam membangun bangsanya ini. Warisan ini perlu dilindungi, dirawat, serta dimanfaatkan, selain juga menjadi sebuah contoh hasil karya masa lalu yang membanggakan.